Bivak adalah salah satu ketrampilan dalam mempertahankan hidup dialam terbuka (survive) yang harus dimiliki seorang petualang bila tersesat di hutan, gunung. Bivak adalah tempat untuk berlindung dan bermalam di hutan. Membuat tempat perlindungan jadi penting ketika terjadi hal-hal darurat. Padahal, bivak tak hanya dibuat ketika darurat saja, tetapi juga dipakai pada saat membuat camp sementara, artinya faktor kenyamanan harus menjadi prioritas.
Ada beberapa syarat yang harus
diperhatikan ketika kita memutuskan untuk membuat bivak, yaitu jangan
sekali-kali membuat bivak pada daerah yang berpotensi banjir pada waktu
hujan. Di atas bivak hendaknya tak ada pohon atau cabang yang mati atau
busuk. Ini bisa berbahaya kalau runtuh.
Di daerah tempat kita akan mendirikan
bivak hendaknya bukan merupakan sarang nyamuk atau serangga lainnya.
Kita juga perlu perhatikan bahan pembuat bivak. Usahakan bivak terbuat
dari bahan yang kuat dan pembuatannya baik. Bahan dasar untuk membuat
bivak bisa bermacam-macam. Ada yang dibuat dari ponco (jas hujan
plastik), lembaran kain plastik (flysheet) atau memanfaatkan bahan-bahan
alami, seperti daun-daunan, ijuk, rumbia, daun palem, dan lainnya. Tapi
yang paling penting, kesemua bahan dasar tadi sanggup bertahan ketika
menghadapi serangan angin, hujan atau panas.
Selain bahan yang bermacam-macam,
bentuk bivak pun amat beragam. Semuanya disesuaikan dengan kebutuhan.
Tak harus berbentuk kerucut atau kubus, modelnya bisa apa saja. Ini amat
bergantung pada kreativitas kita sendiri. Membuat bivak merupakan seni
tersendiri karena kreasi dan seni seseorang bisa dicurahkan pada
hasilnya.
Sebagai contoh, one man bivak.
Pembuatannya dengan menancapkan kayu tiang pokok yang tingginya sekitar
1,5 meter. Letakkan di atasnya sebatang kayu yang panjangnya kira-kira
dua meter. Ujungnya diikat kuat yang biasanya memakai patok. Lalu
sandarkan potongan kayu yang lebih kecil di atasnya, yang berfungsi
untuk menahan dedaunan yang akan jadi atap ”rumah” kita.
Bentuk lain dari alam yang bisa
dimanfaatkan sebagai bivak yaitu gua, lekukan tebing atau batu yang
cukup dalam, lubang-lubang dalam tanah dan sebagainya. Apabila memilih
gua agar kita bisa memastikan tempat ini bukan persembunyian satwa. Gua
yang akan ditinggali juga tak boleh mengandung racun. Cara klasik untuk
mengetahui ada tidaknya racun adalah dengan memakai obor. Kalau obor
tetap menyala dalam gua tadi artinya tak ada racun atau gas berbahaya di
sekitarnya.
Kita juga bisa memanfaatkan tanah
berlubang atau tanah yang rendah sebagai tempat berlindung. Tanah yang
berlubang ini biasanya bekas lubang perlindungan untuk pertahanan, bekas
penggalian tanah liat dan lainnya. Pastikan tempat-tempat tersebut
tidak langsung menghadap arah angin. Kalau terpaksa menghadap angin
bertiup kita bisa membuat dinding pembatas dari bahan-bahan alami.
Selain menahan angin, dinding ini bertugas untuk menahan angin untuk
tidak meniup api unggun yang dibuat di muka pintu masuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar