Latest News :
Home » , » Tehnik Survival di Hutan

Tehnik Survival di Hutan

Selasa, 16 Oktober 2012 | 1komentar


Kegiatan di alam bebas adalah kegiatan-kegiatan yang sangat menyenangkan lagi menantang. Alasah kita melakukan kegiatan- kegiatan tersebut tak lain sebagai jembatan bagi kita yang ingin lebih bertadabur alam memandangi dan merasakan alam semesta yang Tuhan ciptakan, sebagai hobby yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita ataupun sebagai tempat kita untuk mencari edukasi, olahraga dan pelatihan fisik.

Kegiatan di alam terutama hutan seperti mountainerring, hiking, caving dan lain sebagainya tentu saja memiliki resiko bahaya yang sangat tinggi. Lalu apa yang harus kita lakukan untuk mengatasinya???
Tentu saja semua orang akan mempelajari tekhnik-tekhnik atau cara mempertahankan diri ketika hal-hal yang tak diinginkan ketika melakukan kegiatan yang menyenangkan itu, yakni survival.
Secara sederhana survival memerlukan tempat berlindung, air, makanan, dan api serta mengatasi tekanan atau stress yang muncul. Dimana tekanan atau stress harus diatasi lebih dulu dengan bersikap tenang, jangan panik, dan tekanan emosi yang lain. Setelah itu pilihlah mana yang didahulukan, antara mencari tempat perlindungan, makan, minum, atau membuat api. Karena keempat factor tersebut dibutuhkan dalam survival agar tetap hidup. 
  
1. Tempat perlindungan (Bivoac/shelter)
Tujuan :
Tempat perlindungan yang nyaman dalam keadaan darurat untuk melindungi diri dari factor alam dan lingkungan dimana kita belum dapat menentukan kapan kita dapat keluar dari situasi tersebut, maka kita harus memelihara kondisi tubuh kita dan salah satunya adalah dengan membuat perlindungan. Kondisi fisik survival akan menurun 80 % bagi orang yang terluka pada 24 jam pertama, dan yang tidak terluka setelah 3 hari pertama.
Materi penunjang :
Dalam membuat bivoac ada beberapa macam materi yang dipakai, dan dibagi 2 yaitu:
1. Bahan dari alam:
Pohon utuh/tumbang
Daun-daunan
Gua /lubang
2. Bahan yang kita bawa:
Ponco/jas hujan
Ransel
Parasut
Tali
Pisau/golok , dll.

Cara membuat bivoac / shelter
Periksalah bahan yang kita bawa dan amati keadaan sekitarnya. Sesuaikan bivoac yang akan kita buat dengan bahan yang anda bawa serta lokasi yang anda pilih. Sesudah itu anda mencoba menyempurnakan dengan bahan yang ada di alam.
INGAT ..
Jangan membuat bivoac terlalu tinggi !
Buatlah pagar, parit, dan perapian !

Ada beberapa bivoac yang dapat dibuat :
1. Tenda standard
tali direntangkan dan diikat antara 2 pohon, kemudian diatasnya ditaruh ponco/parasut

2. Bivoac sisi terbuka
mempergunakan batang kayu dan daun-daunan pada batang yang roboh untuk sisinya yang masih terbuka. Untuk alasnya sebarkan daun-daun dan ranting-ranting kecil ini akan membuat hangat .

3. Gua
periksa dulu dengan membuat api dimulut gua tersebut, karena biasanya binatang segan dengan asap dan api (misal : serangga, ular, harimau, dsb)

Yang harus diingat dalam membuat bivoac :
diatas tanah yang padat dan tidak berlumpur
jangan dekat dengan pohon yang sudah tua
jangan didaerah lintasan binatang
usahakan menghindari hembusan angin, terutama didaerah lembah, tikungan, puncak ketinggian
usahakan dekat dengan sumber air, tetapi jangan terlalu dekat
perhatikan keadaan medan, seperti tanah longsor, dekat dengan sumber makanan
bivoac jangan sampai bocor

2. AIR
Dalam keadaan survival maka air adalah factor yang sangat penting.
INGAT.
Dengan air saja orang dapat hidup, tetapi tanpa air rata-rata orang dapat bertahan 2-5 hari (tidak terluka). Dalam hutan tropis di Indonesia ini, air dibedakan yaitu antara air yang perlu dimurnikan dan air yang dapat digunakan secara langsung.
Yang harus diperhatikan dalam mencari air.
Ketika anda menemukan air, periksa apa anda yakin akan kebersihan dan kelayakannya untuk digunakan. Maka harus diperhatikan dalam mencari air :
1. Warna
Jika air itu berwarna bening atau jernih, dapat diminum dan ketika air itu berwarna cokelat, hitam, merah, atau kehijau-hijauan, maka air tersebut mengandung logam berat. Air tidak dapat diminum.
2. Temperatur
Jika didaerah gunung berapi (vulkanik) sumber air terasa panas maka jangan diminum karena keadaan belerangnya tidak diketahui. Tetapi kalau airnya dingin dapat diminum.
3. Kadar garam
Jangan terlalu banyak meminum air yang mengandung garam, mengingat akan sifat garam akan menarik air atau cairan tubuh (dehidrasi).
Syarat air sehat : tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna

Sumber Air
  1. Air yang segar yang tidak perlu dimurnikan
Air hujan : ditampung dengan ponco atau daun embun
Rotan, bambu muda dan palem : potonglah setinggi mungkin kemudian potong bagian bawah yang dekat dengan tanah, air yang menetes dapat ditampung atau langsung diminum.
Di pokok-pokok bambu yang berlubang
Sungai yang jernih airnya dan mengalir
Lumut dan bunga kantong semar

2. air yang dimurnikan atau dimasak
lubang-lubang air perlu diperhatikan warnanya
sungai yang tidak jernih
air yang tergenang
air dari galian pasir di pantai
bekas air terjun atau tebing
INGAT.
Apabila persediaan air kurang dari 0,5 liter, jangan memakan makanan yang berlemak atau banyak memerlukan air. 




3. MAKANAN



Bila persediaan makanan habis, di alam tersedia bahan makanan. Untuk dapat menemukan bahan makanan dan binatang yang dapat dimakan, maka perlu pengetahuan khusus mengenai Botani dan Zoologi praktis. Tujuan mempelajari Botani dan Zoologi praktis adalah untuk mengenal lebih dekat akan jenis sifat tumbuhan (Botani) dan binatang (Zoologi) yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan darurat dalam situasi survival.
Hutan di Indonesia kaya akan bahan hasil hutan yang berguna bagi manusia, asalkan kita mengenal jenis, sifat dan bagian yang dapat digunakan.
A. Pedoman praktis yang dapat digunakan survivor untuk mencari bahan makanan tumbuhan ( Botani ) yang dapat digunakan.
Tumbuhan hutan dapat dimanfaatkan dalam berbagai bentuk seperti bahan makanan, alat keperluan hidup, obat-obatan, dll. Bagian tumbuhan yang dapat dimakan : Buah, biji, daun muda, bunga, batang, akar, dan umbi. Tidak semua jenis tumbuhan atau tanaman tidak bisa dimakan, untuk itu ada beberapa pedoman yang dapat dipergunakan, yaitu :
Makanan binatang menyusui dapat dimakan oleh manusia khususnya monyet.
Mempelajari akan sifat tumbuhan yang mengandung racun.
Pedoman praktis yang dapat dipakai untuk mengenal tumbuhan yang mengandung racun, yaitu :
  • Warna : hindarilah warna yang mencolok
  • Bulu: biasanya terdapat pada permukaan kulit daun, batang, dan buah sebaiknya dihindari
  • Sebelum kita makan, terlebih dahulu dicicipi atau dioleskan pada kulit. Bila menimbulkan rasa gatal atau pahit, hindarilah.
  • Kalau kita punya logam, oleskan pada logam tersebut. Jika menimbulkan warna hitam pada logam, hindarilah
  • Tumbuhan yang mengandung racun umumnya mempunyai daun yang tidak teratur.
  • Jangan memakan hanya satu jenis tumbuhan atau buah.
Jenis tanaman/tumbuhan yang dapat dimakan :
  • Jamur-jamuran
Tumbuhan jamur ada yang beracun, ciri-cirinya :
1. Batang bawahnya berselubung atau bergelang
2. Berbintik merah ataupun kuning
3. Pada malam hari bersinar
  • Pakis
Pada ujung dan tunas sari tumbuhan ini dapat dimakan ( pucuk yang melingkar ). Bulunya kadang menyebabkan rasa pahit, maka harus dimasak dulu. Jenis ini gizinya rendah.
  • Umbi-umbian
Jenis tumbuhan menjalar, dimana akarnya berupa umbi-umbian. Terhadap jenis ini hati-hatilah. Ada jenis singkong yang beracun.
  • Bambu-bambuan
Rebung bambu yang tinggi kurang dari 30 cm dengan dimasak. Hindari rebung yang berwarna keunguan atau kehitaman.
  • Pandan
Pandan hutan dapat dimakan tengahnya.
  • Rumput-rumputan
Bagian yang masih muda, direbus agar mudah dicerna dan terbebas dari bakteri.
Tumbuhan yang dapat dimakan antara lain :
Ganyong : umbinya
Daun nyalindung/tapak kuda : daun mudanya
Bayam duri, bayam merah : daun mudanya
Selada air : daunnya atau diminum airnya
Pohon sintrong : daun mudanya
Pohon akar wangi :diambil akarnya kemudian dimasak dengan air diminum sebagai obat sakit perut
Gelagah : dimakan umbinya
Arbei / sroberi hutan : dimakan buahnya yang matang
Cocondet : dimakan buahnya
Pisang hutan : dimakan buah dan umbinya
Pohon congkor : dimakan batangnya yang berwarna putih
Karendong : dimakan batangnya yang berwarna putih
Kaliasa, tembelekan : yang dimakan buahnya
Begonia, daun bikun : tangkai daunnya yang berasa asam mentah atau direbus, juga bunganya
Paku tiang : pucuknya yang melingkar, direbus berulang-ulang
Rumput gajah : dimakan batang dan daunnya
Jambe hutan : bagian dalamnya
Rumput teki : dimakan umbinya
Alang-alang : dimakan akarnya
Santan : dimakan buahnya
Teh gunung : dimakan pucuk daunnya yang berwarna merah
Pohon kecubung : daunnya sebagai obat sesak napas
Rasamala : dimakan buah dan daunnya
Babandotan : dimakan daunnya
Putri malu : dimakan daunnya
Bonje : dimakan umbinya
Talas : dimakan umbinya
Pohon damar : dimakan daun muda dan buah bagian dalam
Tumbuhan yang harus dihindari karena beracun antara lain :
Rengas, terdapat di hutan Indonesia, daunnya seperti daun mangga yang berbulu halus, getahnya menyebabkan kelumpuhan
Shrychinine, tumbuhan liar, bijinya dapat mematikan
Chowit, terdapat di semak-semak, bulu pada buah dan bunganya dapat menyebabkan rasa sakit dan buta
Pohon netle, terdapat di genangan air, beracun dan sangat berbahaya meskipun hanya disentuh
Apel duri, sejenis rerumputan yang beracun
Pangi, bijinya membahayakan
Cendawan/jamur
Pohon Tuba
Beberapa bagian tumbuhan untuk keperluan hidup antara lain digunakan untuk :
Membuat bivoac, membuat tali, membuat api, dan menangkap binatang.

B. Pedoman Praktis yang dapat digunakan Survivor untuk mencari bahan makanan binatang ( zoologi )
Habitat binatang di hutan berupa Vertebrata dan Invertebrata. Hutan hujan tropis di Indonesia baik hutan primer dan hutan sekunder yang berupa hutan produksi atau dapat pula berupa semak belukar. Kondisi seperti ini menyimpan organisme sangat tinggi termasuk jenis binatang.
Berikut ini diuraikan contoh binatang yang membahayakan maupun yang bermanfaat yang mungkin ditemukan.
Hewan vertebrata yang membahayakan dan dapat mematikan :
Hewan predator besar yang berupa mamalia : harimau tutul, harimau loreng, harimau kumbang.
Hewan bukan predator tetapi bersifat predator jika terkejut atau terganggu : banteng, celeng, anoa, beruang.
Dari golongan reptilia yang menyerang dan mungkin memakan manusia adalah ular sanca dan buaya. Ular lain tidak besar tapi cukup mematikan. Hewan ini termasuk dilindungi.
Ular yang biasanya dapat mematikan manusia antara lain : ular sendok, ular belang, ular tanah.
Ular yang biasanya tidak mematikan tetapi dapat membuat sakit : ular hijau, ular cincin emas, ular cabe.

Hewan vertebrata yang berguna :
Yang dimaksud berguna disini adalah hewan yang dapat dijadikan bahan makanan dalam keadaan terpaksa. Yang termasuk hewan berguna dari jenis mamalia : kelinci, rusa, kijang, dll. Dari jenis reptilia : kadal, ular, kura-kura, biawak, dll. Jenis burung juga dapat dijadikan bahan makanan tetapi sukar ditangkap.

            Hewan Invertebrata yang dapat membahayakan dan mematikan :

Lipan, hewan ini panjangnya sampai 25 cm, makanannya berupa hewan kecil. Sepasang kakinya yang paling depan merupakan penusuk yang berbisa. Bisanya menimbulkan rasa sakit, kadang parah dan hewan-hewan kecil sebagai mangsanya

Kalajengking, hewan ini mempunyai capit yang kuat, pada ujung abdomen pada bagian belakang terdapat alat penyengat. Sengatannya menyebabkan rasa sakit, tapi di Afrika ada kalajengking yang sengatannya bisa mematikan.

Lebah, lebah hutan mirip dengan lebah madu tetapi lebih besar, lebih agresif, sengatannya berada pada ujung belakang abdomen dan menimbulkan rasa sakit dan bengkak.

Penyengat lainnya. Ada beberapa penyengat yang hidup di pohon, misalnya Vesap Tropica, sarangnya tergantung di dahan. Ada sarangnya ditanah, misalnya Vesap Aurasia dan sering dijumpai di pegunungan.

Semut api. Mirip semut merah dengan ujung belakang hitam, sarangnya di rongga pohon dan sangat agresif.

Semut besar. Semut ini dimungkinkan di hutan primer di Indonesia. Sarangnya di batang yang mati, lebih aktif di malam hari.

Rayap. Rayap yang mengganggu manusia misalnya Macrocasmus karbonatrius, kalau menggigit sulit dilepas kecuali dengan memotong kepalanya dan mencabut rahangnya.

Lintah, hewan ini hidup di air yang tergenang di persawahan. Ukurannya agak besar, kalau menjulur bisa sampai 20 cm. gigitannya menimbulkan yang sukar berhenti dan menyedot darah .

Pacet, semacam lintah yang hidup dihutan yang lembab, mangsanya berupa hewan vertebrata, gigitannya terasa sakit dan gatal, menimbulkan bekas luka dan pendarahan yang lama.

Caplak, dijumpai di semak-semak, mangsanya adalah hewan vertebrata atau manusia untuk dihisap darahnya. Gigitannya sukar dilepaskan karena bagian penusuknya mempunyai duri yang arahnya terbalik. Bagian sensitif, gigitannya menimbulkan rasa demam.

Tungau. hewan kecil, gigitannya menimbulkan rasa gatal.
Nyamuk. Di hutan jumlah dan macamnya banyak, gigitannya menimbulkan rasa gatal dan berisik. Pada siang hari jenis Aides aktif menggigit. Nyamuk dapat menjadi vektor penyakit malaria, kaki gajah dan bermacam virus lainnya. Nyamuk akan dapat dicegah dengan membuat api.

Hewan Invertebrata yang dapat dimakan antara lain : cacing, keong, bekicot, dll.
4. API
Jika kehabisan korek api serta bahan bakar maka dapat dimanfaatkan : ranting atau daun kering yang dapat dimanfaatkan sebagai penyala api, bubuk pohon palem, bubuk kayu yang dibuat serangga. Sobekan kain kering yang perlu diperhatikan jangan membuat api terlalu bbesar tapi buatlah api kecil beberapa buah, ini lebih baik dan memberikan panas yang baik daripada api yang besar.
Dalam survivial api adalah sangat penting karena mempunyai fungsi sebagai penghangat, memasak dan mengusir binatang

a. Cara membuat api
1. dengan bantuan sinar matahari
pakailah lensa cembung , dimana titik api lensa mengenai bahan penyala api. Lensa dapat berupa kaca pembesar, lensa kamera SLR, lensa teropong, lensa senter, lensa kacamata, teleskop, dll.

2. gesekan bambu dengan bambu
bamboo penggosok harus lebih panjang dari pada bambu yang akan di gosok, yang dipakai adalah kulit luarnya. Gosokan bambu dalam kedudukan vertical dengan horizontal, sehingga bamboo vertical menjadi panas dan segera diletakkan bahan penyala api, cara menggosok seperti menggergaji.

3. Gesekkan kayu dengan kayu
dipakai dua buah kayu kering yang satu menggosok dan satunya digosok, cara menggosok seperti orang menyambal.

4. Busur dan gurdi
buatlah busur yang kuat dengan tali sepatu atau tali lain. Gurdikan kayu keras pada kayu lain hingga terlihat asap lalu beri bahan penyala api.

5. tali api
gunakan seutas rotan yang kering dengan diameter kurang lebih 0,5 M dan kayu kering. Belah dan ganjal kayu itu dengan batu, letakkan di atas tanah, letakkan bahan penyala api pada belahan tadi dan mulailah menarik rotan tersebut berulang-ulang pada penyala api sampai timbul asap.

6. batu api dan baja
bahan penyala api di dekatkan pada batu dan menggosokkan batu tersebut dengan baja sehingga keluar percikan api.

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh survivor dalam mempertahankan hidup :
Setelah mendapatkan tempat berlindung , makanan, air, dan api maka ada dua alternatif:
a. tetap tinggal di tempat
Dengan harapan akan ditemukan oleh tim penolong
Kondisi survivor tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan
Posisi mudah dilihat dari udara dan mudah ditemukan di darat.
Persediaan makanan dan minuman cukup
Tidak terlihat adanya tanda-tanda yang membahayakan seperti gangguan binatang buas, serangga, suku terasing
Mempunyai shelter atau bivoac
b. mencari jalan keluar
  • Tentukan posisi anda
  • Carilah tempat yang tinggi
  • Sebaiknya membawa perbekalan makanan yang bisa kita dapatkan
  • Perhitungkan tipuan medan
  • Sebaiknya berjalan pada siang hari
  • Untuk pegunungan, sebaiknya lintasan melalui punggung gunung
  • Buatlah api setiap menetap, karena api selain untuk mengusir hawa dingin dan memasak juga dapat digunakan sebagai isyarat
  • Kalau menemukan medan terbuka, gunakan isyarat atau tanda-tanda darurat seperti cermin, asap, tanda yang mencolok yang dapat dilihat dari jauh
Kita bisa juga memakai tanda-tanda alam yang dapat membantu mengambil keputusan :
1. jika langit berwarna cerah waktu matahari akan terbenam, maka besok hari akan terang
2. warna kuning pada waktu matahari akan terbenam, besok akan ada angina kencang
3. embun pada pagi hari menandakan cuaca akan terang pada hari itu
4. terang di kaki langit menandakan hari akan terang
5. fajar dikaki langit menandakan hari akan terang
6. fajar merah menandakan akan terang
7. fajar matahari tinggi pada kaki langit menandakan akan ada angina pada waktu itu
8. awan-awan berkepul halus, menandakan hari akan terang
9. awan mengepul dengan garis, menandakan akan ada angin hari itu
10. awan berkepul halus tanpa batas, menandakan akan ada angin hari itu
11. langit berwarna merah pada waktu fajar, jika mendung pada pagi hari maka sorenya akan turun hujan, jika mendung jam 13.00 maka dua jam lagi akan turun hujan pada hari itu juga
Berikut beberapa perlengkapan survival :

Pisau

Minyak komando
Manfaat dari minyak komando adalah untuk menjaga agar kulit tidak luka, lecet akibat perjalanan jauh. Bahan : bawang merah, minyak kelapa, pisau, botol untuk menyimpan. Cara membuatnya : bawang merah diiris kecil, dimasukkan dalam botol yang sudah ada minyak kelapa. Biarkan 15 menit dan campurkan. Siap pakai dengan mengoleskan pada permukaan dan telapak kaki

Tidur kalong
Tujuannya untuk menghindari dari serangan binatang buas selama kita istirahat/tidur. Alat-alatnya : tali tubuh (webbing), karabiner, pisau/golok tebas, alat Bantu lainnya (ponco, senter, topi rimba, dll ). Caranya: ikatkan tali tubuh pada badan sedemikian rupa sehingga kedua ujung tali tersisa agak banyak dan ikatan terasa nyaman tetapi kuat. Pilih pohon yang kuat, ikatkan kedua ujung didua cabang yang berlainan dan kuat. Siapkan pisau atau golok untuk menjaga kemungkinan adanya binatang melata diatas pohon.

Kompor komando
Tujuannya adalah membuat alat masak dalam keadaan survival dengan bahan-bahan murah dan sederhana. Alat dan bahan : kapur tulis, lilin, kaleng bekas, alat Bantu. Caranya : ambil kaleng bekas dan potong bagian atasnya, tinggi kaleng 1/3. kemudian ambil lilin secukupnya yang sudah dipotong kecil-kecil. Ambil kapur satu batang dipatahkan menjadi tiga bagian lalu masukkan semuanya dalam kaleng sehingga lilin mencair, bila sudah mencair tunggu sampai membeku lagi. Setelah membeku kompor siap digunakan.

Jerat/trap
Tujuan : jerat dalam keadaan survival sebagai alat Bantu untuk dapat lebih cepat menangkap hewan untuk dijadikan makanan. Alat dan bahan : tali, ranting (pohon), jaring,pisau, umpan, alat Bantu. Cara : terlampir dalam gambar.

Alat penting lainnya:

SURVIVAL KIT.

fungsi : sebagai alat Bantu yang dipakai dalam kondisi survival untuk mempertahankan hidup, yang kita bawa.

Macam peralatan :  
peralatan pancing, pisau lipat, peralatan makan, kain, tissue, benang, jarum, peluit, kancing, resleting, gunting lipat, lup, gunting kuku, pencabut bulu, sisir, tali raffia, karet gelang, peralatan tulis, lem, isolasi, kater, peniti, cotton bud, kapas, korek api, kaca mata hitam, jam tangan, tali sepatu,dll.
Penutup
Sebagai bekal yang terutama dalam kondisi survival adalah kemauan, pengalaman dan pengetahuan, maka anda bisa bertahan hidup. Hindari tindakan diluar batas kemampuan kita.


sumber: http://andiraschatzy.blogdetik.com
Share this article :

1 komentar:

  1. Mari ikut berpartisipasi menjaga #hutan sumber udara yg kaya O2. Menjaga hutan dari pembalakan liar. Bergabung menjadi green warrior disini www.indonesia.jabon.biz.id

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. forum komunikasi pecinta alam sman 17 surabaya - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger