Kegiatan di alam bebas adalah kegiatan-kegiatan yang sangat menyenangkan lagi menantang. Alasah kita melakukan kegiatan- kegiatan tersebut tak lain sebagai jembatan bagi kita yang ingin lebih bertadabur alam memandangi
dan merasakan alam semesta yang Tuhan ciptakan, sebagai hobby yang tak dapat
terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita ataupun sebagai tempat kita untuk
mencari edukasi, olahraga dan pelatihan fisik.
Kegiatan di alam terutama hutan seperti mountainerring,
hiking, caving dan lain sebagainya tentu saja memiliki resiko bahaya yang
sangat tinggi. Lalu apa yang harus kita lakukan untuk mengatasinya???
Tentu saja semua orang akan mempelajari tekhnik-tekhnik
atau cara mempertahankan diri ketika hal-hal yang tak diinginkan ketika
melakukan kegiatan yang menyenangkan itu, yakni survival.
Secara sederhana survival memerlukan tempat berlindung,
air, makanan, dan api serta mengatasi tekanan atau stress yang muncul. Dimana
tekanan atau stress harus diatasi lebih dulu dengan bersikap tenang, jangan
panik, dan tekanan emosi yang lain. Setelah itu pilihlah mana yang didahulukan,
antara mencari tempat perlindungan, makan, minum, atau membuat api. Karena
keempat factor tersebut dibutuhkan dalam survival agar tetap hidup.
1. Tempat perlindungan
(Bivoac/shelter)
Tujuan :
Tempat perlindungan yang nyaman dalam keadaan darurat untuk
melindungi diri dari factor alam dan lingkungan dimana kita belum dapat
menentukan kapan kita dapat keluar dari situasi tersebut, maka kita harus
memelihara kondisi tubuh kita dan salah satunya adalah dengan membuat
perlindungan. Kondisi fisik survival akan menurun 80 % bagi orang yang terluka
pada 24 jam pertama, dan yang tidak terluka setelah 3 hari pertama.
Materi penunjang :
Dalam membuat bivoac ada beberapa macam materi yang dipakai,
dan dibagi 2 yaitu:
1. Bahan dari alam:
Pohon utuh/tumbang
Daun-daunan
Gua /lubang
2. Bahan yang kita
bawa:
Ponco/jas hujan
Ransel
Parasut
Tali
Pisau/golok , dll.
Cara membuat bivoac /
shelter
Periksalah bahan yang kita bawa dan amati keadaan sekitarnya.
Sesuaikan bivoac yang akan kita buat dengan bahan yang anda bawa serta lokasi
yang anda pilih. Sesudah itu anda mencoba menyempurnakan dengan bahan yang ada
di alam.
INGAT ..
Jangan membuat bivoac terlalu tinggi !
Buatlah pagar, parit, dan perapian !
Ada
beberapa bivoac yang dapat dibuat :
1. Tenda standard
tali direntangkan dan diikat antara 2
pohon, kemudian diatasnya ditaruh ponco/parasut
2. Bivoac sisi terbuka
mempergunakan batang kayu dan daun-daunan
pada batang yang roboh untuk sisinya yang masih terbuka. Untuk alasnya sebarkan
daun-daun dan ranting-ranting kecil ini akan membuat hangat .
3. Gua
periksa dulu dengan membuat api dimulut
gua tersebut, karena biasanya binatang segan dengan asap dan api (misal :
serangga, ular, harimau, dsb)
Yang
harus diingat dalam membuat bivoac :
diatas tanah yang padat dan tidak
berlumpur
jangan dekat dengan pohon yang sudah tua
jangan didaerah lintasan binatang
usahakan menghindari hembusan angin,
terutama didaerah lembah, tikungan, puncak ketinggian
usahakan dekat dengan sumber air, tetapi
jangan terlalu dekat
perhatikan keadaan medan, seperti tanah longsor, dekat dengan
sumber makanan
bivoac jangan sampai bocor
2. AIR
Dalam keadaan survival maka air adalah
factor yang sangat penting.
INGAT.
Dengan air saja orang dapat hidup, tetapi
tanpa air rata-rata orang dapat bertahan 2-5 hari (tidak terluka). Dalam hutan
tropis di Indonesia
ini, air dibedakan yaitu antara air yang perlu dimurnikan dan air yang dapat
digunakan secara langsung.
Yang harus diperhatikan dalam mencari
air.
Ketika anda menemukan air, periksa apa
anda yakin akan kebersihan dan kelayakannya untuk digunakan. Maka harus
diperhatikan dalam mencari air :
1. Warna
Jika air itu berwarna bening atau jernih,
dapat diminum dan ketika air itu berwarna cokelat, hitam, merah, atau
kehijau-hijauan, maka air tersebut mengandung logam berat. Air tidak dapat
diminum.
2. Temperatur
Jika didaerah gunung berapi (vulkanik)
sumber air terasa panas maka jangan diminum karena keadaan belerangnya tidak
diketahui. Tetapi kalau airnya dingin dapat diminum.
3. Kadar
garam
Jangan terlalu banyak meminum air yang
mengandung garam, mengingat akan sifat garam akan menarik air atau cairan tubuh
(dehidrasi).
Syarat air sehat : tidak berasa, tidak
berbau, tidak berwarna
Sumber Air
- Air yang segar yang tidak perlu dimurnikan
Air hujan : ditampung dengan ponco atau
daun embun
Rotan, bambu muda dan palem : potonglah
setinggi mungkin kemudian potong bagian bawah yang dekat dengan tanah, air yang
menetes dapat ditampung atau langsung diminum.
Di pokok-pokok bambu yang berlubang
Sungai yang jernih airnya dan mengalir
Lumut dan bunga kantong semar
2. air yang dimurnikan atau dimasak
lubang-lubang air perlu diperhatikan
warnanya
sungai yang tidak jernih
air yang tergenang
air dari galian pasir di pantai
bekas air terjun atau tebing
INGAT.
Apabila persediaan air kurang dari 0,5
liter, jangan memakan makanan yang berlemak atau banyak memerlukan air.
3. MAKANAN
Bila persediaan makanan habis, di alam tersedia bahan
makanan. Untuk dapat menemukan bahan makanan dan binatang yang dapat dimakan,
maka perlu pengetahuan khusus mengenai Botani dan Zoologi praktis. Tujuan
mempelajari Botani dan Zoologi praktis adalah untuk mengenal lebih dekat akan
jenis sifat tumbuhan (Botani) dan binatang (Zoologi) yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan makanan darurat dalam situasi survival.
Hutan di Indonesia kaya akan bahan hasil hutan yang berguna
bagi manusia, asalkan kita mengenal jenis, sifat dan bagian yang dapat
digunakan.
A. Pedoman praktis yang dapat digunakan survivor untuk
mencari bahan makanan tumbuhan ( Botani ) yang dapat digunakan.
Tumbuhan hutan dapat dimanfaatkan dalam berbagai bentuk
seperti bahan makanan, alat keperluan hidup, obat-obatan, dll. Bagian tumbuhan
yang dapat dimakan : Buah, biji, daun muda, bunga, batang, akar, dan umbi.
Tidak semua jenis tumbuhan atau tanaman tidak bisa dimakan, untuk itu ada
beberapa pedoman yang dapat dipergunakan, yaitu :
Makanan binatang menyusui dapat dimakan
oleh manusia khususnya monyet.
Mempelajari akan sifat tumbuhan yang mengandung
racun.
Pedoman praktis yang dapat dipakai untuk mengenal tumbuhan
yang mengandung racun, yaitu :
- Warna : hindarilah warna yang mencolok
- Bulu: biasanya terdapat pada permukaan kulit daun, batang, dan buah sebaiknya dihindari
- Sebelum kita makan, terlebih dahulu dicicipi atau dioleskan pada kulit. Bila menimbulkan rasa gatal atau pahit, hindarilah.
- Kalau kita punya logam, oleskan pada logam tersebut. Jika menimbulkan warna hitam pada logam, hindarilah
- Tumbuhan yang mengandung racun umumnya mempunyai daun yang tidak teratur.
- Jangan memakan hanya satu jenis tumbuhan atau buah.
Jenis tanaman/tumbuhan yang dapat dimakan :
- Jamur-jamuran
Tumbuhan jamur ada yang beracun,
ciri-cirinya :
1. Batang bawahnya berselubung atau
bergelang
2. Berbintik merah ataupun kuning
3. Pada malam hari bersinar
- Pakis
Pada ujung dan tunas sari tumbuhan ini
dapat dimakan ( pucuk yang melingkar ). Bulunya kadang menyebabkan rasa pahit,
maka harus dimasak dulu. Jenis ini gizinya rendah.
- Umbi-umbian
Jenis tumbuhan menjalar, dimana akarnya
berupa umbi-umbian. Terhadap jenis ini hati-hatilah. Ada jenis singkong yang beracun.
- Bambu-bambuan
Rebung bambu yang tinggi kurang dari 30 cm
dengan dimasak. Hindari rebung yang berwarna keunguan atau kehitaman.
- Pandan
Pandan hutan dapat dimakan tengahnya.
- Rumput-rumputan
Bagian yang masih muda, direbus agar mudah
dicerna dan terbebas dari bakteri.
Tumbuhan yang dapat dimakan antara lain :
Ganyong : umbinya
Daun nyalindung/tapak kuda : daun mudanya
Bayam duri, bayam merah : daun mudanya
Selada air : daunnya atau diminum airnya
Pohon sintrong : daun mudanya
Pohon akar wangi :diambil akarnya
kemudian dimasak dengan air diminum sebagai obat sakit perut
Gelagah : dimakan umbinya
Arbei / sroberi hutan : dimakan buahnya
yang matang
Cocondet : dimakan buahnya
Pisang hutan : dimakan buah dan umbinya
Pohon congkor : dimakan batangnya yang
berwarna putih
Karendong : dimakan batangnya yang
berwarna putih
Kaliasa, tembelekan : yang dimakan
buahnya
Begonia, daun bikun : tangkai daunnya
yang berasa asam mentah atau direbus, juga bunganya
Paku tiang : pucuknya yang melingkar,
direbus berulang-ulang
Rumput gajah : dimakan batang dan daunnya
Jambe hutan : bagian dalamnya
Rumput teki : dimakan umbinya
Alang-alang : dimakan akarnya
Santan : dimakan buahnya
Teh gunung : dimakan pucuk daunnya yang
berwarna merah
Pohon kecubung : daunnya sebagai obat
sesak napas
Rasamala : dimakan buah dan daunnya
Babandotan : dimakan daunnya
Putri malu : dimakan daunnya
Bonje : dimakan umbinya
Talas : dimakan umbinya
Pohon damar : dimakan daun muda dan buah
bagian dalam
Tumbuhan yang harus dihindari karena
beracun antara lain :
Rengas, terdapat di hutan Indonesia,
daunnya seperti daun mangga yang berbulu halus, getahnya menyebabkan kelumpuhan
Shrychinine, tumbuhan liar,
bijinya dapat mematikan
Chowit, terdapat di
semak-semak, bulu pada buah dan bunganya dapat menyebabkan rasa sakit dan buta
Pohon netle, terdapat di
genangan air, beracun dan sangat berbahaya meskipun hanya disentuh
Apel duri, sejenis rerumputan
yang beracun
Pangi, bijinya membahayakan
Cendawan/jamur
Pohon Tuba
Beberapa bagian tumbuhan untuk
keperluan hidup antara lain digunakan untuk :
Membuat bivoac, membuat tali, membuat
api, dan menangkap binatang.
B. Pedoman Praktis yang dapat
digunakan Survivor untuk mencari bahan makanan binatang ( zoologi )
Habitat binatang di hutan berupa
Vertebrata dan Invertebrata. Hutan hujan tropis di Indonesia baik hutan primer dan
hutan sekunder yang berupa hutan produksi atau dapat pula berupa semak belukar.
Kondisi seperti ini menyimpan organisme sangat tinggi termasuk jenis binatang.
Berikut ini diuraikan contoh binatang
yang membahayakan maupun yang bermanfaat yang mungkin ditemukan.
Hewan vertebrata yang membahayakan dan
dapat mematikan :
Hewan predator besar yang berupa
mamalia : harimau tutul, harimau loreng, harimau kumbang.
Hewan bukan predator tetapi bersifat
predator jika terkejut atau terganggu : banteng, celeng, anoa, beruang.
Dari golongan reptilia yang menyerang
dan mungkin memakan manusia adalah ular sanca dan buaya. Ular lain tidak besar
tapi cukup mematikan. Hewan ini termasuk dilindungi.
Ular yang biasanya dapat mematikan
manusia antara lain : ular sendok, ular belang, ular tanah.
Ular yang biasanya tidak mematikan
tetapi dapat membuat sakit : ular hijau, ular cincin emas, ular cabe.
Hewan vertebrata yang berguna :
Yang dimaksud berguna disini adalah hewan
yang dapat dijadikan bahan makanan dalam keadaan terpaksa. Yang termasuk hewan
berguna dari jenis mamalia : kelinci, rusa, kijang, dll. Dari jenis reptilia :
kadal, ular, kura-kura, biawak, dll. Jenis burung juga dapat dijadikan bahan
makanan tetapi sukar ditangkap.
Hewan Invertebrata yang dapat
membahayakan dan mematikan :
Lipan, hewan ini panjangnya sampai 25
cm, makanannya berupa hewan kecil. Sepasang kakinya yang paling depan merupakan
penusuk yang berbisa. Bisanya menimbulkan rasa sakit, kadang parah dan
hewan-hewan kecil sebagai mangsanya
Kalajengking, hewan ini mempunyai capit
yang kuat, pada ujung abdomen pada bagian belakang terdapat alat penyengat.
Sengatannya menyebabkan rasa sakit, tapi di Afrika ada kalajengking yang
sengatannya bisa mematikan.
Lebah, lebah hutan mirip dengan lebah
madu tetapi lebih besar, lebih agresif, sengatannya berada pada ujung belakang
abdomen dan menimbulkan rasa sakit dan bengkak.
Penyengat lainnya. Ada beberapa penyengat yang hidup di pohon,
misalnya Vesap Tropica, sarangnya tergantung di dahan. Ada sarangnya ditanah,
misalnya Vesap Aurasia dan sering dijumpai di pegunungan.
Semut api. Mirip semut merah dengan
ujung belakang hitam, sarangnya di rongga pohon dan sangat agresif.
Semut besar. Semut ini dimungkinkan di
hutan primer di Indonesia.
Sarangnya di batang yang mati, lebih aktif di malam hari.
Rayap. Rayap yang mengganggu manusia
misalnya Macrocasmus karbonatrius, kalau menggigit sulit dilepas kecuali
dengan memotong kepalanya dan mencabut rahangnya.
Lintah, hewan ini hidup di air yang
tergenang di persawahan. Ukurannya agak besar, kalau menjulur bisa sampai 20
cm. gigitannya menimbulkan yang sukar berhenti dan menyedot darah .
Pacet, semacam lintah yang hidup
dihutan yang lembab, mangsanya berupa hewan vertebrata, gigitannya terasa sakit
dan gatal, menimbulkan bekas luka dan pendarahan yang lama.
Caplak, dijumpai di semak-semak,
mangsanya adalah hewan vertebrata atau manusia untuk dihisap darahnya.
Gigitannya sukar dilepaskan karena bagian penusuknya mempunyai duri yang
arahnya terbalik. Bagian sensitif, gigitannya menimbulkan rasa demam.
Tungau. hewan kecil, gigitannya
menimbulkan rasa gatal.
Nyamuk. Di hutan jumlah dan macamnya
banyak, gigitannya menimbulkan rasa gatal dan berisik. Pada siang hari jenis
Aides aktif menggigit. Nyamuk dapat menjadi vektor penyakit malaria, kaki gajah
dan bermacam virus lainnya. Nyamuk akan dapat dicegah dengan membuat api.
Hewan Invertebrata yang dapat dimakan
antara lain : cacing, keong, bekicot, dll.
4.
API
Jika kehabisan korek api serta bahan bakar maka dapat
dimanfaatkan : ranting atau daun kering yang dapat dimanfaatkan sebagai penyala
api, bubuk pohon palem, bubuk kayu yang dibuat serangga. Sobekan kain kering
yang perlu diperhatikan jangan membuat api terlalu bbesar tapi buatlah api
kecil beberapa buah, ini lebih baik dan memberikan panas yang baik daripada api
yang besar.
Dalam survivial api adalah sangat penting karena mempunyai
fungsi sebagai penghangat, memasak dan mengusir binatang
a. Cara membuat api
1. dengan bantuan sinar matahari
pakailah lensa cembung , dimana titik api lensa mengenai
bahan penyala api. Lensa dapat berupa kaca pembesar, lensa kamera SLR, lensa
teropong, lensa senter, lensa kacamata, teleskop, dll.
2. gesekan bambu dengan bambu
bamboo penggosok harus lebih panjang dari pada bambu yang
akan di gosok, yang dipakai adalah kulit luarnya. Gosokan bambu dalam kedudukan
vertical dengan horizontal, sehingga bamboo vertical menjadi panas dan segera
diletakkan bahan penyala api, cara menggosok seperti menggergaji.
3. Gesekkan kayu dengan kayu
dipakai dua buah kayu kering yang satu menggosok dan
satunya digosok, cara menggosok seperti orang menyambal.
4. Busur dan gurdi
buatlah busur yang kuat dengan tali sepatu atau tali lain.
Gurdikan kayu keras pada kayu lain hingga terlihat asap lalu beri bahan penyala
api.
5. tali api
gunakan seutas rotan yang kering dengan diameter kurang
lebih 0,5 M dan kayu kering. Belah dan ganjal kayu itu dengan batu, letakkan di
atas tanah, letakkan bahan penyala api pada belahan tadi dan mulailah menarik
rotan tersebut berulang-ulang pada penyala api sampai timbul asap.
6. batu api dan baja
bahan penyala api di dekatkan pada batu dan menggosokkan
batu tersebut dengan baja sehingga keluar percikan api.
Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh survivor
dalam mempertahankan hidup :
Setelah mendapatkan tempat berlindung , makanan, air, dan
api maka ada dua alternatif:
a. tetap tinggal di tempat
Dengan harapan akan ditemukan oleh tim
penolong
Kondisi survivor tidak memungkinkan
untuk melanjutkan perjalanan
Posisi mudah dilihat dari udara dan
mudah ditemukan di darat.
Persediaan makanan dan minuman cukup
Tidak terlihat adanya tanda-tanda yang
membahayakan seperti gangguan binatang buas, serangga, suku terasing
Mempunyai shelter atau bivoac
b. mencari jalan keluar
- Tentukan posisi anda
- Carilah tempat yang tinggi
- Sebaiknya membawa perbekalan makanan yang bisa kita dapatkan
- Perhitungkan tipuan medan
- Sebaiknya berjalan pada siang hari
- Untuk pegunungan, sebaiknya lintasan melalui punggung gunung
- Buatlah api setiap menetap, karena api selain untuk mengusir hawa dingin dan memasak juga dapat digunakan sebagai isyarat
- Kalau menemukan medan terbuka, gunakan isyarat atau tanda-tanda darurat seperti cermin, asap, tanda yang mencolok yang dapat dilihat dari jauh
Kita bisa juga memakai tanda-tanda alam yang dapat membantu
mengambil keputusan :
1. jika langit berwarna cerah waktu matahari akan terbenam,
maka besok hari akan terang
2. warna kuning pada waktu matahari akan terbenam, besok
akan ada angina kencang
3. embun pada pagi hari menandakan cuaca akan terang pada
hari itu
4. terang di kaki langit menandakan hari akan terang
5. fajar dikaki langit menandakan hari akan terang
6. fajar merah menandakan akan terang
7. fajar matahari tinggi pada kaki langit menandakan akan
ada angina pada waktu itu
8. awan-awan berkepul halus, menandakan hari akan terang
9. awan mengepul dengan garis, menandakan akan ada angin
hari itu
10. awan berkepul halus tanpa batas, menandakan akan ada
angin hari itu
11. langit berwarna merah pada waktu fajar, jika mendung
pada pagi hari maka sorenya akan turun hujan, jika mendung jam 13.00 maka dua
jam lagi akan turun hujan pada hari itu juga
Berikut beberapa perlengkapan survival :
Pisau
Minyak komando.
Manfaat dari minyak komando adalah untuk menjaga agar kulit tidak luka, lecet
akibat perjalanan jauh. Bahan : bawang merah, minyak kelapa, pisau, botol untuk
menyimpan. Cara membuatnya : bawang merah diiris kecil, dimasukkan dalam botol
yang sudah ada minyak kelapa. Biarkan 15 menit dan campurkan. Siap pakai dengan
mengoleskan pada permukaan dan telapak kaki
Tidur kalong.
Tujuannya untuk menghindari dari serangan binatang buas selama kita
istirahat/tidur. Alat-alatnya : tali tubuh (webbing), karabiner, pisau/golok
tebas, alat Bantu lainnya (ponco, senter, topi rimba, dll ). Caranya: ikatkan
tali tubuh pada badan sedemikian rupa sehingga kedua ujung tali tersisa agak
banyak dan ikatan terasa nyaman tetapi kuat. Pilih pohon yang kuat, ikatkan
kedua ujung didua cabang yang berlainan dan kuat. Siapkan pisau atau golok
untuk menjaga kemungkinan adanya binatang melata diatas pohon.
Kompor komando.
Tujuannya adalah membuat alat masak dalam keadaan survival dengan bahan-bahan
murah dan sederhana. Alat dan bahan : kapur tulis, lilin, kaleng bekas, alat
Bantu. Caranya : ambil kaleng bekas dan potong bagian atasnya, tinggi kaleng
1/3. kemudian ambil lilin secukupnya yang sudah dipotong kecil-kecil. Ambil
kapur satu batang dipatahkan menjadi tiga bagian lalu masukkan semuanya dalam
kaleng sehingga lilin mencair, bila sudah mencair tunggu sampai membeku lagi.
Setelah membeku kompor siap digunakan.
Jerat/trap.
Tujuan :
jerat dalam keadaan survival sebagai alat Bantu untuk dapat lebih cepat
menangkap hewan untuk dijadikan makanan. Alat dan bahan : tali, ranting
(pohon), jaring,pisau, umpan, alat Bantu. Cara : terlampir dalam gambar.
Alat penting lainnya:
SURVIVAL KIT.
fungsi : sebagai alat Bantu yang
dipakai dalam kondisi survival untuk mempertahankan hidup, yang kita bawa.
Macam peralatan :
peralatan
pancing, pisau lipat, peralatan makan, kain, tissue, benang, jarum, peluit,
kancing, resleting, gunting lipat, lup, gunting kuku, pencabut bulu, sisir,
tali raffia, karet gelang, peralatan tulis, lem, isolasi, kater, peniti, cotton
bud, kapas, korek api, kaca mata hitam, jam tangan, tali sepatu,dll.
Penutup
Sebagai bekal yang terutama dalam
kondisi survival adalah kemauan, pengalaman dan pengetahuan, maka anda bisa
bertahan hidup. Hindari tindakan diluar batas kemampuan kita.
sumber: http://andiraschatzy.blogdetik.com
Mari ikut berpartisipasi menjaga #hutan sumber udara yg kaya O2. Menjaga hutan dari pembalakan liar. Bergabung menjadi green warrior disini www.indonesia.jabon.biz.id
BalasHapus